Perjalanan
yang tidak dengan rencana matang bagaikan ikan yang mengikuti arus atau melawan
arus air, saat air itu berjalan ke tempat yang nyaman maka ikan itu pun akan
mengikutinya namun ketika ada tempat yang lebih baik lagi maka ikan itu pun
akan melawan arus demi mendapatkan tempat yang lebih menyenangkan. Perjalanan
yang aku lakukan bersama teman-temanku kemaren (kamis,3/4/14) adalah perjalanan
tanpa rencana karena datangnya rencana sangat dadakan dan tanpa persiapan
apapun, kalo kata orang jawa kami hanya bondo
nekat.
Pada
hari kamis yang cerah pada waktu jam kuliah berlangsung kami bertiga ngobrol
indah di dalam kelas sembari memperhatikan teman yang lagi presentasi di depan.
Di tengah-tengah perbincangan muncul ajakan untuk jalan-jalan mengisi kekosongan
karena ujian tengah semester sudah selesai semuanya. Tanpa pikir panjang kami
langsung mengiyakan ajakan tersebut tapi tak tahu kemana dan sama siapa saja namun
aku yang memiliki keinginan dan tujuan yang sudah pasti bisa membuat
teman-teman terpukau langsung mengajukan tempat wisata dan mereka pun setuju.
Jampit
adalah salah satu desa di kecamatan Sempol yang dimana terdapat panorama alam
yang sangat indah menurutku. Di sana kita dapat menjumpai sekumpulan bukit yang
mirip dengan bukit tempat tinggal Teletubies meskipun tidak sama persis Dan di
sana pula ada kawah urung begitu orang menyebutnya, mungkin karena bentuknya
yang menyerupai kawah. Selain itu kita juga akan dimanjakan oleh kebun
Strauberi serta Fila peninggalan Belanda yang masih terawatt dengan baik.
Pada
pukul 13.30 WIB kami berngkat dari secretariat SWAPENKA namun tidak langsung
berangkat ke tempat tujuan, karena rencananya dadakan maka kami masih belum
siap berangkat. Kami pergi ke kostan masing masing untuk mengambil pakaian
ganti dan kamera. Sekitar pukul 14.15 WIB kami berangkat ke Bondowoso mampir ke
rumahku untuk mengambil ponco buat persiapan menghadapi hujan. Sampai di rumah
saya pikir tidak sah kalau tidak makan dahulu, akhirnya saya ke dapur buka
lemari es dan mengambil 3 butir telur untuk di goreng karena dirumah haya ada
mbah saja jadi masak sendiri. Pukul 16.00 WIB barulah kami berangkat ke sempol.
Matahari
mulai meredupkan sinarnya untuk berbagi cahayanya ke bagian barat bumi dan kami
masih dalam perjalanan menuju Sempol. Sampai di portal perkebunan kamipun
berhenti untuk laporan ke petugas karena tamu wajib lapor. Di sana kami beramah
tamah dengan petugas sembari menghangatkan tubuh di perapian yang dibikin oleh
salah satu petugas di samping pos penjaga. Di situ pula kami berdiskusi untuk
bermalam di mana karena sebelumnya masih belum didiskusikan, dan pada akhirnya
kami memutuskan bermalam di Sempol rumah pamanku karena di sana listrik dari
PLN sudah masuk. Sebenarnya ada dua pilihan antara di sempol atau di Krepekan
rumah Budeku.
Waktu
sudah hampir memasuki ba’da Magrib dan kami sudah sampai di rumah pamanku. Di
sana kami disambut dengan senang hati dan langsung dibikinin minuman hangat.
Dua dari temenku dari perjalanan sudah merencanakan merasakan diginnya air
pegunungan yang sangat segar dan mereka pun langsung mandi. Di dapur bude udah
menyiapkan makan malam ala kadarnya. Kebetulan ibu mertua angkat bude ada
hajatan dan kami diberi makan malam berupa soto. Setelah makan dan Shalat
Magrib kami diskusi lagi untuk tujuan esok harinya, disitu kami merubah arah
tujuan kami yang semula tujuan kami adalah Blue
Fire yang ada di Kawah Ijen lanjut
ke Kawah Urung berubah ke Kawah Urung lanjut ke Pemandian Air Panas dan Air Terjun Blawan karena memperhitungkan
waktu yang sudah kami rencanakan yaitu hanya dua hari satu malam di sana.
Keributan
orang desa yang lewat depan rumah hendak berangkat bekerja di kebun kopi
menandakan bahwa kami pun harus beranjak untuk mempersiapkan diri untuk
melanjutkan perjalanan kami selanjutnya. Setelah menyeduh minuman hangat dan
sarapan nasi goring yang disediakan oleh Budeku kami pun berangkat ke tempat
tujuan. Sampai di padang savanna aku bingung karena aku masih belum pernah ke
Kawah Urng sebelumnya dan kami pun bertanya kepada warga sekitar. Alhasil kami
pun harus kembali ke pertigaan jalan sebelumnya karena kami salah jalan namun
di sana pemandangannya sangat indah untuk dinikmati. Sampai di sebuah gubuk
kami melihat ke sebelah kiri jalan dan kami melihat indahnya Kawah Urung. Tidak
menyia-nyiakan waktu kamipun langsung menyagrak kendaraan kami di tepi jalan
untuk menikmati indahnya pemandangan yang diciptakan Yang Maha Kuasa.
Pada
awalnya matahari enggan menyinari bumi yang kami pijak, kabutpun datang
menghampiri kami yang sedang asyik berfoto ria dengan Kawah Urung sebagai background-nya. Seketika itu pun kabut
dengan lebatnya membawa angina serta butiran hujan menghempas kami namun kami
beruntung ada sebuah gubuk yang melindungi kami dari serangan hujan. Rupanya
alam mengajak kami untuk bergurau dengan mendatangkan hujan yang sebentar turun
dan sebentar berhenti namun selanjutnya alampun mengijinkan kami untuk
menikmati indahnya, hujan pun berhenti dan matahari menyinari indahnya
pemandangan yang ada di hadapan kami. Puas menikmati pemandangan yang disediakan
kami melanjutkan perjalanan ke kebun Strauberi yang ada di depan fila namun
kami kurang beruntung karena strauberinya sudah dipanen kemaren hari.
Rencananya kami ingin melihat-lihat fila namun kami harus membayar untuk
sekedar masuk jadi kami tidak masuk karena kami tidak membawa uang lebih untuk
itu.
Perjalanan
kami lanjutkan menuju ke Pemandian Air Panas dan Air Terjun Blawan tapi kami
mampir dulu ke rumah budeku yang ada di Krepekan untuk sekedar mampir. Sampai
di sana kami pun disuguhi makan dan ternyata waktu menunjukkan sudah waktunya
melaksanakan Shalat Jum’at, saya dan satu teman saya yang kebetulan cowoknya
hanya dua memutuskan untuk shalat dulu. Pulang dari Masjid kami pun melanjutkan
perjalanan ke Pemandian Air Panas dan Air Terjun. Sebelum ke tujuan akhir kami
mampir ke kebun strauberi yang ada di Kalisat namun kami pun masih belum
beruntung. Pukul 14.00 WIB kami tiba di tempat Pemandian Air Panas dan kamipun
berendam sepuasnya seakan tempat itu adalah milik kami berempat karena para
pengunjung yang sebelumnya sudah beranjak pindah ke Air Terjun. Puas berendam
kami lanjutkan perjalanan ke Air terjun yang jaraknya hanya 5 menit perjalanan
tanpa berpose di depan kamera dalam perjalanan. Sampai di air terjun kami
berpose di depan kamera dengan air terjun sebagai background-nya.
Matahari
sudah mulai meredup dan itu tandanya kami harus segera pulang. Sebelum
meninggalkan Sempol kami mampir untuk pamitan ke bude dan ternyata bude sudah
menyiapkan makan buat kami. Kamipun terpaksa makan walaupun sebenarnya kami
sungkan (sungguh-sungguh mengarapkan).selesai makan kami lanjutkan perjalanan
pulang dengan rasa lelah serta enggan untuk meninggalkan tempat seindah itu
namun apa boleh buat kami masih punya jadwal kesibukan masing-masing.
Berakhirlah perjalanan yang menyenangkan bersama teman-teman. Semoga dilain
waktu aku bisa mengulanginya lagi.