Kamis, 11 Agustus 2011

Anak Kaki Seribu Telat Datang Ke Sekolah



            Jauh di pedalaman hutan belantara dimana tak seorangpun pernah ke tempat itu, hidup berbagai jenis binatang yang saling berdampingan dan rukun. Mereka hidup bergotong royong serta berkomunikasi antar tetangga dan bahkan disana ada sebuah sekolah untuk anak-anak mereka yang masih butuh belajar dan bermain agar mereka kelak bisa bertahan hidup melawan kejamnya dunia yang semakin hari semakin rusak karena mereka tahu keadaan dunia yang semakin kacau dan hutan semakin sempit yang disebabkan pembangunan perumahan oleh manusia serakah dan tak bertanggung jawab serta tak peduli pada kehidupan para binatang yang hidup di dalamnya.
            Matahari pagi menyinari hutan memberikan semangat kepada anak-anak binatang yang akan menuntut ilmu di sekolah. Di sekolah tempat mereka belajar banyak kejadian lucu dan seru menambah keinginan anak-anak untuk pergi ke sekolah. Para guru yang mengajar di sekolah itu sangat senang dan betah mengajar di sana karena banyak tingkah laku lucu yang dilakukan oleh anak didik mereka.
            Hari itu adalah hari senin jam sudah menunjukkan pukul 07:00 WH. (Waktu Hutan) itu adalah saatnya pelajaran sekolah dimulai, semua murit sudah berada di dalam kelas kecuali si anak kaki seribu yang masih berada dalam perjalan menuju ke sekolah dan sesampainya di sekolah dia sudah terlambat.
“Permisi, maaf saya telat bu” kata si kaki seribu
“Bisa jelaskan kenapa kamu telat?” kata ibu guru
“Maaf bu, tadi saya bangun kesiangan” jawab kaki seribu
“Memangnya kamu bangun jam berapa tadi pagi?” tanya ibu guru masih penasaran kenapa bisa telat masuk sekolah.
 “Tadi saya bangun jam 06:30 WH. Bu” jawab  kaki seribu
“Seharusnya kamu tidak telat datang ke sekolah kalau bangunnya jam 06:30 WH. ?” kata ibu guru menyalahkan kaki seribu karena telat datang ke  sekolah.
“iya bu...” jawab kaki seribu dengan pelan sambil merundukkan kepalanya.
“Terus kenapa kamu masih terlambat” tanya ibu guru kembali meminta penjelasan
Kaki seribu berkata “Sebenarnya mandi + sarapan pagi 15 menit cukup danperjalanan ke sekolah 15 menit sudah lebih dari cukup tapi....”
“Tapi kenapa?” ibu guru memotong penjelasan kaki seribu karena dia masih berbelit-belit
“Mungkin dia masih bermain di jalan bu...” sahut anak kelinci meledek kaki seribu
“Tidak boleh menuduh begitu sama temanmu, biarkan dia yang menjelaskan sendiri kenapa dia sampai telat masuk sekolahnya!” kata ibu guru sembari memberikan pelajaran kepada si kelinci dan semua muritnya agar tidak sembarangan menuduh temannya. “ baik sekarang jelaskan kenapa kamu datang telat supaya ibu tidak salah menghukum kamu.” Tanya ibu guru kembali ke kaki seribu.
“Iya bu, biasanya saya bangun jam 06:00 WH. untuk persiapan ke sekolah yaitu mandi dan sarapan pagi 15 menit, perjalanan ke sekolah 15 menit dan 30 menitnya memasang sepatu bu..” kaki seribu menjelaskan yang disambut tawa teman-temannya.
“Diam semuanya tidak boleh menertawakan temannya, ya sudah kamu boleh duduk” kata ibu guru dengan bijaksana memaklumi kaki seribu.
“terima kasih bu, permisi” kata kaki seribu berjalan menuju tempat duduknya.
“Baik kita mulai pelajaran hari ini” kata ibu guru memulai pelajaran
Kaki seribu adalah murit yang paling rajin dan memiliki semangat belajar tinggi karena itu dia tidak pernah telat datang ke sekolah sebelumnya meskipun dia membutuhkan waktu 30 menit untuk memasang 500 pasang sepatu karena sesuai dengan namanya yaitu kaki seribu jadi dia memiliki kaki seribu.
            Begitulah cerita seru nan lucu yang datang dari pedalaman hutan belantara. Masih banyak cerita menarik lainnya yang tak kalah seru dan lucu dari anak-anak binatang untuk dibaca. Untuk itu jangan pernah bosan untuk membaca karena dengan membaca kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan.

Jumat, 05 Agustus 2011


SEPENGGAL CERITA CINTA



Pada suatu hari aku berjalan pulang dari sekolah melewati sebuah gang kecil yang sepi dan juga panas, di sana ada dua gadis cantik bekerudung yang berjalan searah denganku tapi mereka tidak begitu jauh di depanku jadi aku hanya bisa melihatnya dari belakang, tak lama kemudian salah satu dari mereka menoleh ke belakang dan menghentikan langkah kakinya untuk menyapaku meskipun kami belum pernah bertemu sebelumnya, dia berkata “ hai boleh kenalan gak?” tapi aku diam  saja dan mempercepat langkah kakiku karena aku adalah tipe pria yang pemalu pada orang yang belum pernah aku kenal apalagi ini adalah dua bidadari cantik yang entah kenapa mereka tiba-tiba menyapaku, aku hanya mengenal salah satu dari mereka meskipun hanya nama panggilannya saja yaitu Iit dia adalah anak dari pengusaha sayuran yang terkenal di kampungku, tapi yang satunya lagi aku tidak mengenalnya karena aku masih baru di desa ini dan jarang keluar rumah selain sekolah dan bermain ke kampung halamanku yang terdahulu, mungkin mereka merasa kesal karena aku cuek.
Sesampainya di rumah aku ingat kejadian tadi dan merasa bersalah serta menyesal karena telah bersikap dingin kepada mereka, tak lama kemudian gadis cantik itu bersama temannya pergi ke sebuah toko serba ada membeli gula untuk bumbu rujak, kebetulan toko itu adalah milik ibuku  .
“beli-beli” dia memanggil penjaga toko. Aku pun dengan reflek keluar untuk melayani pembeli karena ibuku sedang keluar dan aku diminta untuk menjaga tokonya, aku kaget saat melihat gadis yang tadi bertemu di gang itu ternyata adalah pembeli tersebut, tapi kali ini aku bersikap biasa saja karena dia adalah pelanggan yang harus aku layani dengan baik, aku pun bertanya “ beli apa?”
Temannya menjawab “beli gula ¼ Kg”
“prik” dia memanggil namaku yang entah dia tahu dari siapa, mungkin dia tahu dari temannya yang datang bersamanya ke toko karena temannya adalah tetangga belakang rumah yang sudah menjadi pelanggan tetap toko ini. Tapi aku hanya diam dan tersenyum saja mendengar dia memanggil namaku. Temannya tak tega melihat aku yang kelihatan gugup kemudian berkata “dia tu orangnya pemalu jangan di godain” sembari mengatakan hal tersebut transaksi jual beli sudah usai dan mereka pergi dengan mengatakan “terima kasih”, “terima kasih kembali” ku jawab.
Mulai kejadian tersebut aku merasakan hal aneh terjadi padaku, aku sering bicara sendiri seperti orang gila. Aku sering bertanya pada diri sendiri “apakah ini adalah cinta? apakah aku jatuh cinta? Tapi aku tak tahu siapa dia” pertanyaan seperti itu sering muncul di dalam pikiranku.